Sebulan itu waktu yang cepat, ya? Rasanya seperti baru kemarin 1 Bulan 1 Buku dengan tema cinta-cintaan berakhir. Walau tema bulan kemarin mengharuskan teman-teman bercerita tentang kisah sedih percintaan, di luar dugaan, ternyata banyak yang berpartisipasi. Jadi saya harap pada 1 Bulan 1 Buku kali ini yang bertema lebih fresh, lebih banyak pula teman-teman yang bakal ikutan menulis.
Kepada Para Pencinta,
Sudahkah kamu makan siang? Saya mengingatkan karena siapa tahu di antara kamu belum ada orang spesial yang mengingatkan hal sesepele: makan siang, selamat bekerja, atau hati-hati ketika pulang nanti. Hampir semua dari kita mengidamkan hal yang demikian, bukan?
Hai, penyair, apa kabarmu? Kutebak kamu pasti sedang meringkuk di kasur sambil memandangi bercak-bercak cacar di tubuhmu. Aku tahu kamu sedang sakit; aku sempat stalking akun twittermu beberapa hari lalu sebelum menulis surat ini. Cepat sembuh, ya.
Siapa tokoh detektif favorit kalian? Sherlock Holmes karangan Conan Doyle, Hercule Poirot dan Miss Marple karangan Agatha Christie, Conan Edogawa karangan Gosho Aoyama atau Kindaichi karangan Seimaru Amagi dkk? Kalau saya suka semua!
Kepada Bapak Gurbernur DKI Jakarta,
Halo, selamat sore Pak Ahok. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menyertai Bapak dan keluarga.
Halo, selamat sore Pak Ahok. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menyertai Bapak dan keluarga.
Kepada Seprai Kesayangan,
Aku mau jujur kepadamu akan satu hal, yaitu...
Dear Sir Alan Turing,
Andai saja aku adalah seorang cicit dari Joan Elisabeth Clarke, rekan kerja sekaligus mantan tunanganmu di Bletchley Park, maka aku akan protes ke nenek buyutku itu, mengapa beliau tidak memaksamu—atau setidaknya berusaha keras—untuk tetap bisa bertunangan kemudian menikah denganmu? Kamu tahu, aku sangat berharap andai saja sejarah bisa diubah dan nenek buyutku itu dapat meyakinkanmu bahwa dengan menikahi dirinya, dirimu sedikitnya akan mendapatkan perlindungan hukum dari status perkawinan.
Andai saja aku adalah seorang cicit dari Joan Elisabeth Clarke, rekan kerja sekaligus mantan tunanganmu di Bletchley Park, maka aku akan protes ke nenek buyutku itu, mengapa beliau tidak memaksamu—atau setidaknya berusaha keras—untuk tetap bisa bertunangan kemudian menikah denganmu? Kamu tahu, aku sangat berharap andai saja sejarah bisa diubah dan nenek buyutku itu dapat meyakinkanmu bahwa dengan menikahi dirinya, dirimu sedikitnya akan mendapatkan perlindungan hukum dari status perkawinan.