APRIJANTI

story, hobby, and beauty blog

Wisata Pesisir di Taman Mangrove PIK

Sebagai bagian dari masyarakat urban yang aktif dan mudah jenuh dengan rutinitas kekotaan, saya merasa piknik adalah hal wajib. Minimal sebulan sekali harus pelesir ketempat yang jauh dari bising dan dekat dengan alam. Jika waktu dan biaya tidak memadai, tidak perlu mahal-mahal, sebuah taman kota dengan banyak pepohonan buat saya sudah lebih dari cukup; sudah membuat hati dan pikiran kembali fresh besok harinya.

Rasanya masih belum mungkin sekarang ini berharap Jakarta punya banyak taman kota, tetapi dari yang sedikit itu, salah satu taman pesisir yang dikelola dengan baik adalah Taman Wisata Angke Kapuk. Banyak disebut orang sebagai Taman Mangrove PIK (Pantai Indah Kapuk). Sabtu kemarin saya dan teman saya mengunjungi Taman Mangrove dengan angkutan umum, naik busway sampai stasiun kota lalu disambung dengan BKTP jurusan PIK. Harus sabar-sabar menunggu angkutan satu ini, kurang lebih sejam menunggu, baru busnya datang dengan penumpang yang sudah berjubel duluan. Biaya BKTB sampai tujuan Rp. 2500 saja. Sebagian besar penumpang BKTB memang bertujuan ke Taman Mangrove jadi kami tidak perlu khawatir nyasar ke sana.

Ketika sampai, pengunjung disajikan pemandangan bangunan megah Yayasan Buddha Tzu Chi. Saking megahnya, saya sampai enggak percaya bangunan ini ada di Jakarta. Dan yang lebih membuat WOW lagi ternyata bagunan megah ini adalah Sekolah.

Tzu Chi bagian depan
Tzu Chi bagian belakang
paket wisata Taman Mangrove
Dari halte yayasan menuju pintu masuk taman, kami harus jalan kurang lebih 300 meter ke bagian belakang bagunan. Kami sampai di lokasi sekitar jam 2 siang, bukan jam yang bagus untuk mengunjungi Taman Mangrove, panas. Sebaiknya datang lebih pagi atau sore sekalian. Terik di Taman Mangrove sama seperti di Pantai, kulit jadi gosong apalagi kalau enggak pakai sunblock. Saya sarankan untuk bawa payung atau topi lebar ketika berkunjung ke sana.

Loket Karcis
Menuju Masjid
Jembatan kayu dan tenda-tenda bakau
Bibit-bibit Bakau
Jembatan kayu di spot yang agak teduh

Teman saya, Ika, sudah datang jauh lebih pagi. Dia mengirimkan foto-foto dan cerita di atas perahu boat. Ini yang buat saya menyesal, kenapa tadi enggak coba naik perahu Boat juga, ya? Walau panas tapi konon bisa melihat penangkaran Biawak dan pelosok-pelosok hutan yang tidak terjangkau jembatan kayu. Bahkan ada wanita yang rela menyewa kano untuk dia gunakan sendiri keliling danau payau. Makin banyak yang naik makin murah biayanya. Banyak rombongan pengunjung menunggu rombongan pengunjung lainnya yang berminat untuk naik boat hingga kuota full menjadi 8 orang. Mencoba jasa perahu boat atau kano di sini rasanya lebih baik dari pada menyesal belakangan seperti saya.

Loket karcis perahu Boat & Kano

Boat berkapasitas 8 orang
Wanita yang bersampan sendirian. Kalau kata Mas-mas yang lewat sih lagi syuting film My Heart :)))
Ada cerita lucu ketika di sana. Seorang wanita dan pasangannya berniat untuk hunting foto. Tidak ada yang salah mau hunting foto di manapun, yang kebanyakan orang sering salah adalah masalah kostum. Wanita tadi berfoto ria dengan sepatu wedges super tinggi di jembatan kayu. Saya yang memakai sneakers saja merasa hati-hati sekali ketika berjalan di atas sana, apalagi heels? Walhasil sepatu wanita tadi rusak. Kasihan kan, apalagi kalau sepatunya masih baru. Untung dia bersama pasangannya, jadi enggak malu-malu amat waktu dilihat dan diomongi semua orang yang kebetulan melewati mereka. Jujur, saya dan teman saya juga tidak tahan untuk menahan tawa dan ngomongin mereka di belakang.

Tragedi Wedges rusak :(
Menuju sore pengunjung sudah banyak pulang, digantikan pegunjung yang datang untuk hunting foto sunset. Sayangnya, pengelola taman tidak mengizinkan pengunjung untuk membawa kamera profesional, SLR atau DSLR, atau didenda sejuta rupiah per kamera. Biasanya yang membawa kamera profesional adalah fotografer pre-wedding atau sedang ada event pemotretan profesional. Untuk pengunjung biasa seperti saya, kamera handphone atau pocket camera sudah cukup buat bahan tulisan ngeblog.


Jalan-jalan dua-tiga jam di Taman Mangrove lumayan banyak menguras tenaga, efek kurang tidur dan kepanasan juga buat saya tidak terlalu betah lama-lama di sana. Karena masih di daerah PIK, kami putuskan untuk kulineran saja. Sambil istirahat di pendopo Masjid yang luas dan nyaman, kami googling restoran-restoran di PIK yang recommended dan pas di kantong. Cerita icip-icip kuliner PIK saya ceritakan di sini Kuliner Cordoba dari Bakmie Ooriental ke Es Krim K-Pop. Selamat piknik!

Comments

  1. Hmm kalau kamera digital biasa boleh kak?
    Kalau mau jalan jalan memang harus disesuaikan ya outfitnya dengan tempat tujuan biar nyaman haha xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamera saku boleh kok, asal bentuknya bukan SLR gitu..
      Hahaha.. iya! Namanya wisata alam harus tahan-tahan dulu buat pake heels-nya xp

      Delete
  2. waduh saya jadi penasaran sama taman mangrovenya, kata teman saya tempatnya adem. btw, itu bangunan budha tzu chi nya bener kayak bukan di jakarta, berasa di korea gitu hehe keren :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelihatannya adem karena banyak bakau, tapi udara dekat pantai jadi panas. Iya juga ya... saya mikirnya kayak kuil kungfu. :)))

      Delete
  3. yaahh sayang sekali tidak boleh di izinkan membawa kamera slr, tapi tempat ini perlu dikunjungi juga,
    tempatnya juga bagus, tapi pas liat foto terakhir itu ada perempuan pake sepatu wedges ga takut kepleset apa, jalannya aja seperti itu aku aja yg negliatnya ngeri kepleset atau tergelincir, bytheway nice post kak salam kenal ya kak :)

    http://litarachman.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Lita, makasih kunjungannya! :)
      Iya, nih, karena banyak yang hunting foto atau sekedar #OOTD jadi banyak yang enggak sadar kostum.

      Delete
  4. wkwkwkw wah kalo saya moto di sini bsia kena chasss y mbak hadooohh... wah kayaknya emng kudu bawa serep kamera yg gak gedhe" amat hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asal kameranya bukan SLR boleh, kamera saku masih diijinkan kok. :)

      Delete

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah berkenan mampir ke blog Aprijanti.com

Saya membaca setiap komentar yang masuk. Jika ada pertanyaan penting, mohon untuk cek kembali balasan saya pada postingan ini, ya! Mohon maaf untuk setiap komentar dari unknown, spam, pornografi, judi, caci maki, dan komentar yang memiliki link hidup, akan saya hapus. Salam! :)