APRIJANTI

story, hobby, and beauty blog

Perempuan Dalam Cerita

Jadi begini, buku ini ada di meja saya sekarang karena tidak lain dan tidak bukan rasa penasaran akan macam-macam jeroan di dalamnya. 15 cerita yang ditulis oleh 13 cerpenis pemenang sayembara Perempuan Dalam Cerita yang diadakan oleh penulis Ika Natassa dalam rangka mengapresiasi hari Kartini dengan sebuah cerita, dalam blognya.


Lalu, kenapa buku ini harus saya beli? Pertama, tema yang diangkat adalah perempuan, berarti di dalamnya tertulis sesuatu yang bisa jadi soal saya. Kedua, semua royalti penjualan buku ini akan disumbangkan kepada yayasan Lembaga Pemberdayaan/Perlindungan Perempuan Korban Kekerasan dan Perkosaan, saya pikir ini penghematan beramal karena dapat bonus buku. Ketiga, buku ini adalah bacaan belajar saya, supaya menulis lebih baik lagi, supaya pada sayembara-sayembara berikutnya tidak hanya masuk sebagai 30 semifinalis saja, supaya someday nama saya ada tersempil diantara mereka pemenang sayembara ini.

*Inti dari intro review buku yang mau saya tulis sih, cuma kepengin bilang hal ini. Iya, pamer karyanya si empunya blog :p

Mari kita review sebagian karyanya. Tetapi saya tidak mau terlalu spoiler, biar ada sensasi penasarannya. Siapa tahu kan, buku ini juga berjodoh dengan anda.

Review



PEREMPUAN DALAM CERITA
Penerbit: nulisbuku
Jenis: Kumpulan Cerpen
Tebal: 170 halaman
Harga: Rp 55.000

Cerita pertama diawali oleh cerita pemenang lomba sayembara yang berjudul 3 Perempuan. Perempuan pertama bernama Minah, istri petani garapan yang kesepian karena ditinggal suaminya ke Kota. Minah galau kalau-kalau suaminya beristrikan lain di Kota. Perempuan kedua bernama Marisa, wanita yang sangat terus terang, binal dan punya kepercayaan diri yang tinggi. Marisa membenci sikap menye-menyenya Minah dan Maggie: wanita ketiga yang kutu buku dan paling bijak diantara keduanya. Mereka bertiga mempunyai benang merah yang sama, kesepian, hanya bertiga di dalam ruang gelap berharapkan satu orang wanita bernama Miranda.

Cerita kedua berjudul Akan Kusampaikan. Gaya penceritaannya unik, maju-mundur yang bikin konsentrasi menebal dua kali lipat. Menceritakan tantang Dila dan Arya yang sudah berteman sejak kecil, lalu terpisahkan jarak karena arya harus melanjutkan sekolah ke luar kota. Singkat cerita setelah bertahun-tahun lamanya mereka dipertemukan kembali, masih dengan rasa yang sama, cinta yang sama, tetapi waktu dan keadaan yang berbeda. Dila, mungkin saja akan memilih masa lalunya dan meninggalkan apa yang sudah dicapainya saat ini. Bagaimana dengan Arya?

Anggrek Pohon Mangga. Cerita singkat yang menganalogikan sosok wanita yang sudah bekorban banyak demi kekasih penipunya. Bukan tema yang jarang kita dengar tetapi gaya cerita dan sudut pandang penulisnya oke punya. Habis baca ini saya mau bilang "Kuncup kembang, hati-hati dengan kumbang. Apa dia kumbang yang tepat kau jatuhi kasih sayang? Jangan-jangan nanti dia pulang atau hilang pergi menyesap habis sari madu kuncup kembang lain."

Lelaki berkepala plontos? Wajar. Tapi, bagaimana jika wanita dengan predikat janda yang Botak? Rahmi harus menahan ini semua: cibiran orang banyak, gosip tetangga, bahan ledekan anak kecil. Rahmi tidak pernah peduli pendapat orang lain. Rahmi tetap saja jadi wanita yang ramah. Suatu hari orang-orang menjadi terkejut, ternyata Rahmi...

Siapa bilang pelacur tidak punya hati? Mereka juga wanita dengan kasih sayang yang sama menyayangi anaknya. Siapa bilang menyanyangi anak harus dengan melahirkannya ke dunia? Ada juga cara lain seperti yang dilakukan Rima dalam cerita Merah Darah.

Sulastin, Gadis Berkepang Dua. Sulastin, gadis pediam kakak dari lima orang adik yang hidup susah. Sulastin, gadis penurut apa kata abah dan emak. Sulastin, jatuh cinta dengan Richard. Tetapi abah murka mereka beda agama. Sulastin memendam kerinduan dan kesedihan berkepanjangan karena terpisahkan. Tetapi Tuhan tidak ingin makhlukNya hidup sendirian.

Di cerita kesebelas dengan judul Nenekku bukan Pelacur. Menceritakan tentang kisah hidup Jugun Ianfu. Disamping cerita, saya juga dapat sedikit pelajaran sejarah tentang Jugun Ianfu, wanita pribumi yang diculik jepang, dimasukkan ke kamp bersama wanita lainnya dan dipaksa memuaskan nafsu tentara jepang jaman penjajahan dulu. Membaca ini benar-benar miris, sama seperti buku-buku atau film-film tentang penganiayaan perang yang pernah saya tonton. Menyesakkan dada.

Cerita kedua belas adalah cerita dengan gaya yang paling jujur, sederhana dan mengalir. Tentang Laila, seorang pramusaji yang diangkat menjadi sekretaris seorang pengusaha. Pak Budiman sudah punya istri dan anak. Pak Budiman ingin memperisitri Laila. Laila adalah Perempuan Kedua Pak Budiman. Laila tidak punya obsesi ingin diperistri, dia sudah cukup bahagia dan tidak pernah terbebani walau hidupnya hanya jadi yang kedua. Tetapi bukan cinta namanya kalau tidak memiliki.

Itulah delapan dari lima belas cerita yang sanggup saya review.

Walau kelima belas penulis pemenang sayembara #PerempuanDalamCerita masih muda-muda, buat saya mereka berbakat. Penulis Lelaki dan Wanita yang memandang Perempuan dengan lima belas cara yang berbeda. Perempuan dengan kehidupannya, perasaannya, kegalauannya. Lengkap. Semua wanita punya ceritanya masing-masing. Kamu mau pilih menu yang mana di buku ini? Cerita selingkuh, cerita cinta yang belum beres, cerita patah hati, cerita sejarah seperti Jugun Ianfu sampai tragedi pembantaian etnis Tionghoa tahun 1995? Semua ada. Tinggal pesan online saja di nulisbuku

Kelemahan dari buku ini ada pada penulisan beberapa diksi yang salah. Ejaannya ataupun salah pengetikan. Dan ada beberapa cerita yang sangat singkat seperti flash fiction yang belum bisa dikategorikan kedalam cerita pendek. Buat saya pribadi cerpen harus pas-tidak terlalu pendek seperti flash fiction atau tidak terlalu panjang seperti bab novel. Balik lagi kepada selera. Tanpa melihat siapa penulisnya, dua cerita favorit saya ternyata ditulis oleh penulis yang sama, yang berjudul 'Darah Merah' dan 'Meniti di Tepi Jalan'. Ahh.. namanya juga selera.

Comments

  1. Bukan tema yang jarang kita dengar tetapi gaya cerita dan sudut pandang pejulisnya oke punya.

    tolong kata "pejulisnya" dibenerin.. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... typo yang fatal! makasih koreksinya ya :)))

      Delete
  2. Cerita dengan tema perempuan selalu menarik dan mengundang :)

    ReplyDelete
  3. Terima kasih untuk review-nya, Mbak Aprie. :)

    ReplyDelete
  4. wow, kayaknya seru, ya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini adalah komentar kode minta pinjem :p

      Delete
  5. *masukin list beli novel bulan depan* :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah! Komen begini ini yang bikin saya bahagia sudah ngereview sesuatu :")

      Delete

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah berkenan mampir ke blog Aprijanti.com

Saya membaca setiap komentar yang masuk. Jika ada pertanyaan penting, mohon untuk cek kembali balasan saya pada postingan ini, ya! Mohon maaf untuk setiap komentar dari unknown, spam, pornografi, judi, caci maki, dan komentar yang memiliki link hidup, akan saya hapus. Salam! :)