Banyak hal lucu yang terjadi waktu saya mencoba ice skating untuk pertama kalinya di mall Taman Anggrek kemarin minggu. Selain kebodohan kostum yang salah, kebodohan lainnya adalah saya dan seorang teman baik saya yang tanpa pengalaman bermain sama sekali (jangankan ice skating, roller blade aja belum pernah coba) akhirnya nekat antri di loket pembayaran. Dikarenakan rongrongan rasa penasaran dan wanna trying something fun before I died-Ego, jadilah kita berdua memasuki podium arena seluncur es, waktu di lantai biasa sih keren-keren aja pakai sepatu skate, seimbang, tidak licin dan tidak ada perasaan takut jatuh. Lalu apa yang terjadi waktu sampai di lantai es?
Berhubung saya yang suka heboh sendiri kalau ada film bertema dance di bioskop. Jadinya setiap minggu waktu Step Up Revolution sudah now showing di Amerika sana dengan gencarnya saya mention @cinema21 via twitter "kapan Step Up Revolution tayang di Indonesia?" metion saya dicuekin aja tuh walaupun akhirnya keluar juga. Lega. Kira-kira tiga minggu sebelum kemunculan Step Up Revolution ada film StreetDance 2. Jadi ada dua film Dance di bulan Agustus, Yay! Penasaran juga dengan StreetDance 2 (karena film pertamanya juga bagus) tapi saya sudah kepalang gemes nungguin Step Up Revolution dulu, jadi StreetDance 2 saya tonton setelahnya. Sedikit mau review karena saya pribadi lebih puas nonton Street Dance 2 ketimbang Step Up Revolution.
"There is a face beneath this mask, but it isn't me. I'm no more that face than I am the muscles beneath it, or the bones beneath that." ― Steve Moore, V for Vendetta
Anyway, saya belajar satu hal selama bekerja tiga tahun ini. "Orang pintar akan kalah dengan orang yang percaya diri". Seseorang yang hanya punya pintar akan kalah jauh dari mereka yang punya percaya diri dan vokal dengan komunikasi yang baik, walaupun kualitas penguasaan materi kerja sedikit kurang dari mereka yang pintar. Karena orang pede aura kepemimpinannya akan terlihat, makanya tidak jarang karyawan yang cepat naik level adalah mereka-mereka yang pandai dalam hal komunikasi. TETAPI balik lagi, pede akan menjadi bukan apa-apa kalau kerja kita sembarangan dan cuma omdo (omong doang).
Walau keturunan padang asli, tapi urusan makan dan nyali bisa dibilang saya ini padang KW 2 (alias kualitas nomor 2) hehe... karena urusan lidah, saya biasanya lebih pilih makanan yang tidak terlalu pekat bumbu. Maka dari itu kurang cocok lidahnya dengan masakan minang yang kalau kata orang sih rela stroke daripada gak makan rendang seumur hidup. wow!