APRIJANTI

story, hobby, and beauty blog

Selamat Hari Wanita!

Tulisan tidak begitu penting ini saya niatkan sederhana saja, sesederhana curhatan saya mengenai Dismonera atau nyeri haid. Salah satu hal esensial yang menandai seseorang adalah wanita. Melahirkan, ditindik kupingnya, dan gemar bersolek juga tanda seorang wanita, tetapi mereka bisa ditolak keberadaannya, lain halnya dengan haid atau menstruasi yang terus berlangsung sampai wanita kehabisan bibit telur untuk dibuahi. Ini juga yang menjadi kemenangan saya atas perasaan iri melihat lady boy yang bahkan lebih cantik dan sexy  chasingnya melebihi wanita berdismonera. Hei, kalian tidak nyeri haid kan? Hihihi.

Bloggers Block, Ben dan Rapid Fire Question

Pada perjalanan kerja menuju tol Cipularang saya coba menulis postingan ini. Dengan cuaca dan suasana hati yang sama bagusnya, saya akan menjawab tantangan Rapid Fire Question yang masuk ke tab mention twitter subuh dini hari tadi dari blogger tengil satu ini http://benagustian.blogspot.com/2013/05/rapid-fire-question.html, panggil saja dia Ben. Rapid Fire Question, menurut Ben, adalah menjawab pertanyaan berantai yang menjuntai-juntai dan menyebarkan pertanyaan itu kembali ditambah dengan pertanyaan pribadi kepada beberapa orang pilihan lainnya.

Tentang Cidera yang Disembuhkan oleh Kata-kata

Pada pelajaran mengenai anatomi tubuh, guru Biologiku pernah berkata "tulang ekor dan umbai cacing (usus buntu) adalah organ tubuh yang tidak mempunyai fungsi", dengan kata lain tidak berguna. Lantas mengapa dengan isengnya Tuhan ciptakan mereka kalau tidak berguna? Adakah hal yang sia-sia yang sudah diciptakan Tuhan? Pertanyaan seperti ini yang sering menyita waktu berpikir saya. Pertanyaan sepele yang saya mau ada jawabannya saat itu juga. Atau ingatan akan pertanyaan sepele ini tidak mau lepas dari kepala.

Sebut Saja Dia Sahabat

Dulu anak didik saya sering bertanya, "waktu usia sekolah, kakak paling suka berada di SD, SMP, atau SMA?" Saya mengerti pertanyaan itu timbul karena dia sangat menikmati kehidupan SMP-nya dan membandingkannya dengan kehidupan yang saya punya dulu.

Wisata Goa Pindul, Gunung Kidul

Sesuai janji saya pada postingan sebelumnya untuk membuat judul khusus "wisata di Goa Pindul"

Keterangan mengenai Gua Pindul banyak kami dapatkan melalui bapak-bapak dinas pariwisata yang kebetulan bertemu sewaktu kami beristirahat dan makan siang. Menurut saya mereka sangat humble dengan tidak membuka kedok pekerjaan sebelumnya dan mengajak ngobrol para wisatawan yang berkunjung (khususnya wisatawan diluar Jogja) untuk ditanyai testimoninya, kritik dan saran mengenai tempat wisata tersebut, lalu berterima kasih untuk meluangkan waktu mengunjungi Gunung Kidul. "Kami dari dinas pariwisata dan mohon untuk dibantu promosikan mengenai Goa Pindul ini pada teman lainnya", begitu kata mereka pada akhir pertemuan kami. "Dengan senang hati pak, akan saya tulis", jawab saya dalam hati. Syukur-syukur ada 100 orang lebih yang pergi kesana setelah membaca postingan ini, hehehe.