APRIJANTI

story, hobby, and beauty blog

Hurt People Hurt People

Ada yang pernah nonton filmnya Ben Stiller satu ini? Kali ini film serius, agak membosankan menurut saya. Terbukti dari banyaknya orang yang keluar dari bioskop padahal filmnya masih setengah jalan, kalau saya memilih nonton sampai habis, penasaran dan kadung tiket sudah kebeli juga haha.. (gak mau rugi). Sama seperti kebanyakan penonton dengan ekspektasinya Ben Stiller pasti film komedi, padahal ini film drama dengan alur sangat lambat yang mengisahkan hidup seorang pria berusia 40-tahunan yang menganggap dirinya masih remaja, tukang kayu, setengah gila karena over-analisis. Memiliki hobi yang aneh: mengirimi surat kritik kepada setiap produk yang dia anggap perlu dikritik. Contohnya surat yang dia kirim untuk Starbucks seperti ini "Dear Starbucks, in your attempt to manufacture culture out of fast food coffee you've been surprisingly successful for the most part. The part that isn't covered by 'the most part' sucks."

[Film] Demi Ucok

Glo gak mau jadi seperti maknya:
kawin, lupa mimpi, and live boringly ever after.
Dia mau ngejar mimpi: bikin pilem.
Mak Gondut yang divonis hidupnya tinggal setahun lagi
bertekad mencari ‘Ucok’ agar Glo bisa kawin and live happily ever after.
Pertempuran pun dimulai.

Taman Krida Loka

Pagi tadi untuk kedua kalinya saya jogging di Taman Krida Loka. Taman Kota yang letaknya dikawasan Gelora Bung Karno dengan pintu masuk persis di belakang kolam renang GBK ini jadi alternatif yang bagus buat para pecinta lari, penikmat jalan santai dan suasana yang hijau-hijau.

Buku: Tuhan Maha Tahu, Tapi Dia Menunggu

Dari judulnya saja sudah bikin cekat-cekot, ya? Bukan, ini bukan novel religi apalagi buku agama. Buku ini adalah cerpen klasik tahun 1800-an. Sebelum membaca cerpen ini saya belum kenal satupun karya-karya Leo Tolstoy. Setelah membalik halamannya, kemudian terkesan dengan intro penerbitnya, dan membaca dua judul cerpennya, saya langsung memutuskan mencari buku Tolstoy lainnya di goodreads. Buku ini adalah satu dari tiga buku yang saya dapat di stand Jalasutra pada Pameran Buku Indobookfair November lalu. Fyi penerbit Jalasutra sedang sale akhir tahun, lho. All item diskon 30%.

Spa di Rumah Yuk!

SPA. Yang terbayang oleh kita saat melihat atau mendengar kata itu adalah serangkaian perawatan mewah wanita urban jaman sekarang. Barang mewah sudah pasti tidak murah, dan dilakukan hanya sesekali saja tentunya pada salon atau tempat-tempat spa. Padahal spa sudah ada jauh sebelum salon dan tempat spa pertama kali dibuka. Sejak dari jaman Mesir kuno sampai kekeratonan jawa berdiri, wanita-wanita jaman dahulu menjaga kecantikan dan kesehatan tubuhnya dengan rutin melakukan kegiatan seperti luluran, pemijatan atau berendaman dengan bahan-bahan alami langsung dari alam. Gak heran ya kalau wanita jaman dahulu itu jauh dari penyakit (khususnya penyakit kulit) yang bersumber dari bahan dan obatan kimia. Berangkat dari situ pula, saya selalu memilih produk perawatan kulit dengan bahan yang alami.

Starbucks and The Buggers

Buggers disini tentu saja bukan serangga asli. Saya bukan akan bercerita mengenai mal praktek para barista starbucks yang silap kreasi minumannya kemasukan serangga, rambut atau pernak-pernik lainnya. Walaupun pasti ada beberapa langganan yang kedapatan ekstra topping seperti itu :p. Saya menyebut buggers untuk pencuri, maling, tukang tilep dan pengganggu sejenisnya biar terdengar lebih keren karena aksinya juga keren (ya kali nyuri keren).

Sapi, Itik dan Biri-biri

Tujuan utama dari tulisan ini sebenarnya adalah saya ingin beropini, atau maksudnya menyanggah pendapat orang, teman baik saya sendiri, dimana lugunya amat sangat kelewatan dalam hal menyimpulkan sesuatu. Lalu akan saya rekam pada postingan ini, syukur-syukur bisa jadi esai (ngarep). Tetapi ide lain muncul ketika seseorang (sebut saja Triani, 25 tahun, jomblo, gemar membaca blog saya) yang menginginkan saya menulis hal tentang dia di blog melalui mention twitter.