APRIJANTI

story, hobby, and beauty blog

Koki Kesayangan

Hai Broh, gimana badannya? Semoga makin sehat.

Sebenernya surat ini ditulis dari minggu kemarin, waktu Si Broh mendadak sakit, si empunya blog sedih banget. Makanya mendadak melankolis pengin nulis surat. Tapi pasti isi suratnya jadi so sweeeeet banget. Padahal surat yang menurut gue enggak sweet sama sekali masih dibilang sweet sama orang lain. Apa jadinya kalau surat yang tadinya akan begitu so sweet ini diposting? Pasti setelah baca kita bakal ngakak bareng, atau bego bareng kayak biasanya. Sekarang, gue harap isi surat yang sudah ditulis ulang ini enggak lagi menjadi melankolis.

Kepada Alberthiene Endah

Mbak @AlberthieneE yang baik,

Aku lupa bagaimana sejarahnya bisa tahu kemudian jadi bagian dari salah satu followers akun twittermu. Menjadi pelupa (dan penidur) memang bakatku sejak lama. Tetapi aku selalu ingat bahwa ada satu akun yang tidak ingin aku lewatkan isi twitpic-nya, foto-foto kegiatan delapan anak yang sangat disayanginya. Iya, Mbak, Aku juga jadi ngefans sama Bruno, Karin, Elmo, Shiloh, Loco, Mochito, Rainbow, dan si pendatang baru, Max, karena linimasamu yang berisikan foto-foto mereka setiap hari.

Kepada Mbah (Yang Aku Tidak Tahu Siapa Namanya)

Aku maklum sekali kalau Mbah tidak ingat denganku kemarin itu, akuwanita yang duduk persis di depan mbah dengan jeans dan kaus panjang berwarna abusedang menunggu teman mengantri nasi pecel untuk kami. Dalam waktu menungguku itu, aku telah tanpa ijin mengambil gambar Mbah dengan kamera handphone yang sudah di-silent. Maaf ya, Mbah, kalau keberatan untuk kuambil fotonya dan kupajang pada postingan ini. 

Untuk Kamu Yang Akan Kuberi Nama, Avicenna

Hai, nak!

(aku senang menyebutmu dengan panggilanan nak. Panggilan posesif orang tua yang merasa memiliki anaknya. Dan kurasa kamu adalah satu-satunya hal di dunia yang akan kuposesifi kelak. Semoga kamu tidak keberatan)

Tujuh Hari

Saya tidak takut mati. Tetapi, saya takut membayangkan disiksa sampai mati.

Waktu Sekolah Dasar dulu, guru saya pernah bercerita bahwa seharusnya penjahat yang dihukum seumur hidup tidak dimasukkan ke dalam penjara lalu dibiarkan hidup begitu saja sampai ajalnya tiba, melainkan disiksa sampai mati. Disiksa. Pemikirannya memang menyeramkan. Mungkin geram dengan hukuman penjahat yang terlampau ringan.

Sebut Saja Dia Sahabat

Dulu anak didik saya sering bertanya, "waktu usia sekolah, kakak paling suka berada di SD, SMP, atau SMA?" Saya mengerti pertanyaan itu timbul karena dia sangat menikmati kehidupan SMP-nya dan membandingkannya dengan kehidupan yang saya punya dulu.
back to top